24 Nov 2020 / Product Knowledge

Crank Sepeda Seperti Apa yang Kamu Butuhkan? Cek Panduannya di Sini

Di kesempatan kali ini, kami ingin membahas seputar crank sepeda. Crank atau poros engkol adalah part yang berfungsi untuk mengkonversi tenaga kita menjadi kayuhan rantai dan menggerakan sepeda kita. Karena varian crank yang ada di pasaran cukup banyak, makanya kita harus mengetahui crank seperti apa yang kita butuhkan biar kita bisa memilih crank dengan benar.

Sebelum membahas lebih jauh, ada baiknya kita lebih dulu mengenal tentang bagian-bagian dari crank. Agar tidak ada miskomunikasi dalam pembahasannya. Kita akan bahas dari bagian yang paling dalam.

crank sepeda
  1. Yang pertama adalah bottom bracket atau biasa disingkat menjadi BB. Bagian ini berfungsi sebagai poros tempat berputarnya crank.
  1. Lalu yang menempel dengan BB adalah Crankarm

Crankarm inilah yang merupakan tempat dipasangnya pedal. Fungsi utamanya adalah merubah kayuhan dari kaki kita menjadi perputaran crank. Bentuknya seperti lengan, dengan posisi yang berlawanan arah.

  1. Selanjutnya adalah Chainring

Posisinya ada di sisi paling luar crank sebelah kanan, kalau kita berorientasi sebagai pengendara. Fungsinya adalah sebagai gear utama. Kalau kita sering ngomongin jumlah T dalam konteks pembahasan crank seperti 50T, 48T, itu yang diomongin adalah chainring. Nanti akan ada pembahasan lebih dalam tentang chainring.

  1. Dan yang terakhir yaitu Crank spider

Atau penghubung antara chainring dan crank arm

Jika SobatSS sudah memahaminya, kita lanjut ke pembahasan pertama:

  1. Jumlah Speed

Secara jumlah speed, crank sepeda terbagi 3 yaitu single chainring, double chainring dan triple chainring. Jumlah chainring ini berpengaruh pada bobot crank itu sendiri serta jumlah rasio yang akan dihasilkan.

  • Crank Single Chainring
crank sepeda single chainring

Crank single chainring mempunyai keunikan diantara ketiganya. Ini dikarenakan oleh bentuk dan formasi mata gearnya yang berbeda sendiri. Di single chainring mata gearnya memiliki 2 bentuk yaitu tipis lancip dan tebal dan lurus. Ini akan terlihat jika dilihat dari samping. Formasi penysunan giginya adalah selang-seling. Ini dimaksudkan untuk menahan rantai agar tidak keluar dari porosnya. Karena crank single chainring ridak memiliki part yang berfungsi sebagai penahan seperti FD atau front derailleur.

  • Double dan Triple Chainring
crank sepeda single chainring

Bentuk ini berbeda dengan yang double dan triple chainring. Dimana keseluruhan bentuk matanya adalah tipis lancip. Bentuk seperti ini ditujukan untuk mempermudah perpindahan gigi.

Nah, kalau SobatSS menggunakan Crank sepeda yang memiliki double dan triple chainring, ada hal yang harus dihindari yaitu, cross chainring. Cross chainring adalah posisi dimana posisi rantai berada di sisi terluar dari crank dan di sisi terdalam dari sprocket.

Akibat dari cross chaining. Sumber : aventuron.com

Hal ini akan berdampak buruk pada rantai karena akan membuat rantai cepat renggang, hingga mata rantainya patah. Tentu hal ini tidak kita inginkan ya, SobatSS.

  1. Rasio gear

Sama seperti pembahasan sprocket kemarin, pemilihan crank sepeda juga sangat berpengaruh pada besaran rasio gir yang dihasilkan. Untuk mempelajari lebih detail tentang rasio gear, SobatSS bisa cek linknya di kolom deskripsi ya.

Sebagai rekomendasi, kami telah membagi penggunaan crank berdasarkan rasionya secara umum menjadi 4 yaitu; sepeda balap, commuting, adventure dan sepeda mini.

a. Balap/Sepeda Sport

Untuk segmen balap atau yang bisa kita artikan sebagai pemburu kecepatan. Umumnya memakai crank dengan double chainring yang memiliki rasio 50-34t sampai 55-42t. Namun seiring perkembangannya, juga muncul crank dengan triple chainring yang saat ini bisa kita temukan di seri Shimano Tourney A070, Claris, Sora dan Tiagra. Rasio yang dihasilkan adalah 50-39-30T. Tapi untuk yang triple chainring ini lebih sering dijumpai di sepeda multi-alam seperti sepeda dengan genre gravel touring.

b. Commuting/Sepeda harian

Untuk segmen commuting bisa diartikan juga sebagai sepeda untuk penggunaan sehari-hari. Jenis sepedanya antara lain sepeda commuter, touring, hybrid hingga MTB entry level. Secara fungsi, sepeda jenis ini tidak berfokus ke performa yang spesifik seperti kecepatan ataupun elevasi. Melainkan hanya sekedar nyaman untuk melintasi berbagai medan. Di atas aspal, kecepatan yang di hasilkan berkisar antara 20 – 40 km/h.

Jika SobatSS memilih untuk ada di segmen ini, crank yang dipilih biasanya adalah triple chainring dengan rasio 40-32-20t sampai 48-36-26t. Tapi segmen ini juga memiliki irisan dengan segmen balap dengan munculnya crank triple chainring dengan rasio 50-39-30t yang sudah kami sebutkan tadi.

c. Adventure/Sepeda Petualangan

Untuk segmen sepeda petualangan sendiri, fokusnya adalah kepada elevasi DAN MELINTASI MEDAN YANG EKSTRIM. Yang masuk dalam genre ini umumnya adalah MTB dengan genre yang spesifik (seperti Enduro, All Mountain, Cross Country, Downhill, dll), Gravel dan Cyclocross.

Karena tujuannya adalah elevasi, crank yang digunakan untuk genre ini umumnya adalah single chainring dengan rasio 40t kebawah. Adapun yang menggunakan double chainring, rasio terbesarnya juga tidak lebih dari 40T. Contohnya adalah 38-28T atau lebih kecil lagi kebawah juga.

d. Sepeda mini

Segmen roda kecil seperti minivelo, minion dan sepeda lipat punya keunikan sendiri. Crank yang digunakan justru yang memiliki rasio besar seperti 52-36T, 54t, 56t sampai ada yang diluar dugaan yaitu 70t. Tapi tujuan dari chainring besar ini berbeda dengan sepeda balap. Melainkan karena sepeda dengan roda kecil membutuhkan putaran roda lebih banyak agar memiliki kecepatan yang seimbang dengan sepeda dengan ban besar di atas aspal.

Itulah pembagiannya secara umum. Ada segmen sepeda balap, commuting, advanture dan sepeda roda kecil.

Walaupun sudah terbagi menjadi 4, tapi ini bukanlah pembagian yang baku dan mengikat. Jadi kalau SobatSS menemukan sepeda lipat pakai single chainring 40T atau MTB dengan chainring 50-34T, itu wajar-wajar aja. Yang penting pengendaranya nyaman.

  1. Jenis Crank

Pemilihan jenis crank juga harus diperhatikan. Untuk saat ini ada 2 jenis crank yang umum beredar yaitu square taper dan hollowtech 2. Beberapa tahun ke belakang juga ada Octalink atau biasa disebut Hollowtech 1, tapi saat ini sudah jarang ditemukan.

Jenis Crank ini juga mempengaruhi jenis Bottom Bracket yang digunakan. Jadi SobatSS harus paham dulu jenisnya sebelum membeli.

Crank square tapper ini memiliki ciri-ciri lubang berbentuk kotak dan tidak memiliki spindle atau tiang yang menghubungkan antara crankarm kanan dan kiri. Ini dikarenakan spindlenya ada di BBnya

Sedangkan untuk crank Hollowtech II, spindlenya menyatu dengan arm sebelah kanan yang juga menjadi tempat bernaungnya chainring. 

Dalam kelas yang sama, Crank dengan teknologi atau yang mengadopsi teknologi Hollowtech 2 memiliki bobot yang lebih ringan daripada yang menggunakan square tapper. Ini karena material yang digunakan dalam bottom bracketnya lebih sedikit. Untuk perawatannyapun Hollowtech 2 tidak terlalu sulit. Karenanya crank dengan teknologi Hollowtech 2 menjadi crank yang populer untuk digunakan saat ini.

Tapi untuk performa secara keseluruhan, tidak terlalu signifikan. Tapi sekali lagi. Yang penting kelasnya setara.

  1. BCD

Seperti yang kami janjiakan di awal, sekarang kami akan bahas chainring dengan lebih dalam. BCD alias Bolt Chainring Diameter adalah diameter dari lingkaran imajiner yang menghubungkan antar baut di chainring. Pengukurannya adalah dari posisi baut chainring, sampai ke posisi seberangnya. [Kasih jeda sedikit untuk ilustrasi pengukuran] seperti mengukur diameter lingkaran. BCD ini sangat penting  untuk SobatSS ketahui jika ingin mengganti chainring. Biar chainringnya bisa dipasang dengan baik.

Tapi sebelum mengganti chainring, SobatSS harus paastikan dulu ya kalau chainringnya bisa diganti atau tidak. Karena tidak semua crank memiliki fitur chainring terpisah.

Cara melihatnya mudah. Tinggal dilihat, apakah ada baut penguncinya, baik itu di sisi luar ataupun dalam. Jika ada, berarti bisa diganti. Jika tidak ada, berarti tidak bisa diganti.

  1.  Warna Tematik

Sama seperti sprocket, crank juga memiliki nilai eksotis tersendiri dari segi warna. Ada yang berwarna gold, ada juga yang memiliki motif angkasa dan juga masih banyak lagi. Jadi SobatSS bisa banget nih bikin tampilan sepedanya makin unik dengan hanya mengganti chainringnya.

Kesimpulan

Nah, itu dia yang SobatSS harus ketahui mengenai crank. Ada Jumlah speed, rasio gear, jenis crank, BCD dan juga warna tematik. 

Kira-kira, udah kebayang belum crank seperti apa yang kalian butuhkan? Udah mulai kebayang dong?

Jika SobatSS lagi cari-cari crank, kalian bisa cek berbagai macam crank yang ada di SerbaSepeda. Kalau ada yang cocok, jangan ragu-ragu untuk membeli.

Jika ingin konsultasi, silakan hubungi kami, baik secara online, ataupun datang langsung ke toko. Kami akan sangat senang melayani kebutuhan bersepeda SobatSS.

Bagi yang kurang jelas bisa simak video penjelasannya di bawah ini.

Ingat sepeda? Ya SerbaSepeda.com