Siapa bilang kalau sengsara tak bisa membawa nikmat? Persis seperti judul sebuah novel kenamaan “Sengsara Membawa Nikmat” ternyata hal ini pun pernah dibuktikan oleh seorang atlet sepeda dunia, bernama Lance Armstrong. Ya! Dia paham betul bagaimana rasanya kesengsaraan, dan ia pun sukses untuk menikmati kenikmatan di balik kesengsaraan tersebut.
Jika menyebut nama Lance Armstrong, mungkin namanya bisa disebut sebagai seorang atlet sepeda dengan kisah hidup paling populer di dunia. Bagaimana tidak, perjuangannya untuk bertahan menjadi seorang pesepeda tak dilaluinya dengan cara yang biasa. Bahkan, sungguh luar biasa.
Di tahun 1996, pria bernama lengkap Lance Edward Amstrong ini sudah sukses menorehkan namanya sebagai juara dunia pemenang US Road Race Championship. Sayang, di tahun yang sama pula, pria kelahiran 18 September 1971, ini pun harus menerima kenyataan yang begitu pahit lantaran vonis kanker dari dokter.
Vonis kanker di tahun kejuaraannya
Lance baru saja berbahagia karena mendapatkan gelar juara dunia di tahun 1996. Kemudian, tepatnya tanggal 2 Oktober 1996, ia mendapati dirinya berada di ambang kematian. Suatu pagi ketika ia terbangun dari tidurnya, Lance terbatuk. Namun, ia yakini ini bukan batuk biasa karena sembari batuk, ia pun mengeluarkan darah dari mulutnya.
Seketika, ia juga merasa ada sesuatu yang aneh di dalam celananya. Ketika ia mengeceknya, ternyata salah satu testisnya mengalami pembengkakan hingga sebesar buah apel. Melihat keanehan ini, pikiran Lance mulai kacau. Segera saja ia memeriksakan diri ke dokter.
Setelah melakukan serangkaian pemeriksaan, dokter memberikan vonis yang sungguh membuat Lance kaget bukan kepalang. Ia divonis menderita kanker testis. Parahnya, kanker yang dialaminya bukan kanker stadium awal, melainkan kanker stadium akhir. Bahkan, sel kanker sudah sukses menjalar menuju ke paru -paru dan otak Lance.
Tentu saja berita ini membuat Lance begitu shock. Baru saja ia memulai karirnya sebagai seorang atlet pesepeda dunia, ia harus menghadapi kenyataan kanker testis, yang mungkin akan menghambat laju sepedanya kemudian.
Operasi Yang Rawan Gagal
Namun, bagaimana pun juga, Lance tetap optimis. Dengan tegar, ia mengiyakan saran dokter untuk melakukan operasi demi menyelamatkan nyawanya. Ia paham bahwa operasi sekali pun tidak bisa menjamin bahwa ia akan sembuh, atau bahkan tetap hidup.
Dokter telah mengatakan bahwa peluang keberhasilan operasi tersebut hanya 50 persen, bahkan bisa lebih kecil dari itu. Tapi bagi Lance, sekali pun kemungkinannya kecil, segala peluang keberhasilan pantas untuk dicoba.
Operasi pun segera dijadwalkan. Kabar baiknya, operasi bisa berlangsung sukses dan selesai mengangkat semua tumornya. Tapi, perjuangan melawan kanker ini belum usai. Lance masih harus menjalani perawatan lanjutan dengan kemoterapi.
Selama masa perawatannya itu, Lance harus bisa melupakan sepedanya. Padahal, Lance biasa bersepeda sejauh 20 km sehari. Tapi karena penyakit itu, ia bahkan tidak sanggup bersepeda mengelilingi rumah sakit.
Lance Armstrong Dinyatakan Bebas Kanker, Kembali Ke Sepeda
Selama satu bulan, Lance Edward Armstrong harus menjalani kemoterapi yang berat. Tapi, semua akhirnya terbayarkan ketika dokter menyatakan dirinya sudah “bebas kanker”. Begitu ia terbebas dari kanker itu, Lance memutuskan untuk kembali menunggangi sepedanya.
Tapi kali ini, ada yang terasa berbeda dari latihannya. Ketika ia bersepeda segalanya terasa begitu ringan. Apalagi, ketika Lance mencoba bersepeda melalui jalur tanjakan. Ia bisa merasakan bahwa gerakannya jadi begitu ringan. Bahkan, tanjakan yang biasanya ia lalui dengan susah payah, kini bisa dilaluinya dengan waktu tempuh yang begitu singkat.
Ternyata, kanker yang ia anggap mengerikan itu memberikan anugerah yang lain baginya. Berat badannya berkurang sampai 9 kg. Inilah yang membuat Lance bisa lebih ringan dalam bersepeda. Padahal, selama ini Lance terkenal sebagai atlet pesepeda yang lemah di tanjakan.
Berat badannya sebelum kanker memang tidak ideal karena sedikit berlebihan. Itu sebabnya, ia dulu selalu merasa berat ketika harus bersepeda melewati tanjakan. Tapi, kini semuanya berbeda. Setelah merasa kembali fit dan telah melewati latihan yang cukup, ia pun memutuskan untuk kembali bertanding.
Di tahun 1999, Lance Armstrong pun sudah memulai kembali debutnya sebagai atlet sepeda dunia. Ia mengikuti Tour de France. Sudah bisa menebak bagaimana hasilnya? Ya! ia memenangkannya dengan sukses.
Di tahun 2000, 2001, 2002, 2003 dan tahun -tahun berikutnya, ia pun ikut lagi. Hasilnya masih sama. Ia berhasil mempertahankan gelar juara dunianya di semua pertandingan ini. Ya! Ternyata inilah hikmah dari kesengsaraannya. Ia benar -benar sudah membuktikan kalau sengsara memang membawa nikmat. Tapi, tentu jika kesengsaraan itu bisa diterima dengan lapang.
Dialah Lance Armstrong, seorang pembalap sepeda dunia yang memegang juara Tour de France paling banyak.
Sumber : https://www.klikmania.net/