28 Mar 2022 / Tips & Trick

Mau Sepeda Lipat Lebih Ngebut? Begini Caranya!

Saat ini tidak sedikit pesepeda yang mulai beralih dari sepeda bongsor seperti MTB atau Roadbike ke sepeda lipat. Alasan beralih pun cukup banyak yaitu mulai dari trend hingga kebutuhan. Namun karena perubahan bentuk rangka dan roda, mengakibatkan sepeda lipat kurang memiliki performa yang baik untuk diajak ngebut. Pada pembahasan kali ini kami akan memberikan informasi cara membuat sepeda lipat supaya lebih ngebut, ada beberapa cara untuk membuat sepeda lipat lebih ngebut. Namun sebelum masuk ke pembahasan inti, kita harus tau dulu…

Kenapa sepeda lipat lebih pelan

Tidak hanya untuk sepeda lipat, ada banyak hal yang mempengaruhi kecepatan sepeda, begitu juga untuk berat ringannya di tanjakan. Faktor pesepeda (kekuatan dan berat), area bersepeda (angin, hujan, permukaan jalan, dll), dan sepedanya sendiri. Hampir semua komponen di sepeda bisa berpengaruh, tetapi kontributor utama untuk menentukan kecepatan sepeda adalah gear ratio, cadence (jumlah putaran roda), dan ukuran roda.

Secara generik, rumus untuk menghitung kecepatan sepeda adalah: Kecepatan = (keliling ban x cadence x gear ratio)/waktu tempuh

Ketiganya mempunyai peranan yang seimbang, tetapi kita akan lihat satu per satu untuk memahami karakternya masing-masing.

1. Ukuran Roda

Pilihan ukuran roda atau ban sepeda lipat pada umumnya adalah 16″ (ETRTO: 305mm dan 349mm) dan 20″ (ETRTO: 406mm dan 451mm). Sedangkan untuk ban sepeda gunung berukuran 26″, 27.5″, dan 29″, dan sepeda balap berukuran 650B (27.5″) dan 700C (29″). Diameter yang berbeda akan menghasilkan keliling ban yang berbeda, sehingga satu putaran ban yang lebih kecil akan menghasilkan jarak tempuh yang lebih pendek dibandingkan dengan ban/roda yang lebih besar.

Jika dilihat perbandingan antara diameter dan jarak tempuh satu putaran roda:

Pada satu putaran roda 16″, sepeda akan bergerak 1.3m. Sedangkan pada satu putaran roda 700C/29″, sepeda akan bergerak sejauh 2.3m. Dengan perbandingan tersebut dan mengabaikan faktor lain, ketika sepeda 16″ bergerak sejauh 100 meter, sepeda balap sudah bergerak sejauh 181 meter. Sehingga pada pemakaian ukuran chainring/sprocket yang sama, agar sepeda lipat 16″ bisa menempuh jarak dan waktu yang sama, kecepatan putaran kayuhan pedal sepeda lipat harus 1.8 kali lebih cepat dibandingkan putaran pedal pada sepeda balap.

Tetapi untuk tanjakan, dengan ukuran roda yang lebih kecil akan sedikit membantu kayuhan yang lebih ringan, karena roda yang diputar tidak sebesar sepeda MTB/road bike.

2. Gear Ratio

Gear ratio adalah perbandingan ukuran gear, jumlah gigi atau teeth (T) antara chainring (gear depan) dibandingkan sprocket/casette (gear belakang). Pemilihan gear yang berbeda akan menghasilkan gear ratio yang berbeda.

  • Untuk ngebut: pakai chainring besar dan sprocket/cassette kecil (gear ratio besar)
  • Untuk ringan menanjak: pakai chainring kecil dan sprocket/cassette besar (gear ratio kecil)

Apasih Gear Ratio? Kamu Wajib Tau!

Sepeda gunung dan sepeda balap modern, paling tidak memakai 10 sampai 12 speed, ukuran cassette bisa dari 10 sampai 52T untuk sepeda gunung, dan 10-42T untuk sepeda balap. Ditambah dengan double/triple chainring, membuat gear rationya sangat luas. Sedangkan sepeda lipat, kebanyakan memakai single chainring, dengan speed yang kebanyakan 3-7 speed, walaupun ada beberapa yang sampai 8-10 speed. Tentu saja membuat rentang atau pilihan gear ratio sepeda lipat lebih sempit. Kalaupun ada yang memakai chainring/sprocket yang sama ukuran dengan MTB/road bike, karena roda lebih kecil tetap tidak akan menyusul, kecuali cadence (jumlah putaran roda) yang dipercepat.

Cadence yang lebih tinggi atau menggowes dengan cepat, akan menguras tenaga lebih banyak, karena otot-otot yang lebih aktif, memerlukan oksigen lebih banyak, sehingga kita cepat kehabisan nafas. Analoginya seperti dengan mengangkat air 1 Liter bolak-balik 10 kali, dibandingkan dengan sekali mengangangkat 10 L, hasilnya sama tetapi frekuensinya lebih menguras tenaga.

3. Posisi tubuh

  • posisi duduk
    Hambatan udara atau angin adalah salah satu tahanan terbesar yang dihadapi pesepeda. Posisi duduk yang tegak, membuat tubuh seperti layar yang menahan angin. Sepeda balap memiliki dimensi dan sudut geometri sepeda yang membuat pesepeda lebih menunduk dan lancip, sehingga lebih aerodinamis dan membelah angin. Sehingga kalau mau ngebut, lebih enak posisi tubuh lebih menunduk, tetapi pada sepeda lipat, bentuk frame tidak mendukung jika kita harus menunduk untuk waktu yang lama.
  • posisi kaki
    Untuk mendapatkan kerja otot kaki yang ideal, kita harus memposisikan sadel pada tinggi yang tepat. Pada sepeda lipat, umumnya ketika berhenti kita masih bisa menjejakkan tapak kaki dengan leluasa di tanah, yang artinya posisi kaki kemungkinan masih sedikit menekuk ketika mengayuh pedal. Untuk mendapatkan kekuatan otot kaki yang maksimal, kaki harus dalam posisi lurus ketika menginjak pedal pada bagian terendahnya, sehingga kalau sepeda berhenti, kita harus jinjit atau bahkan turun dari sadel. Tetapi untuk sepeda lipat yang dipakai di dalam kota, ketika kita harus banyak berhenti, posisi duduk lebih rendah, agar lebih nyaman, aman, dan mungkin juga karena keterbatasan tinggi seatpost sadel. Tentu saja hal ini akan mempengaruhi kecepatan sepeda lipat dan kayuhan yang lebih berat ketika di tanjakan.

Membuat sepeda lipat lebih cepat

Lalu apa yang bisa kita lakukan agar sepeda lipat bisa lebih cepat/ngebut dan lebih ringan di tanjakan?

1. Tekanan udara ban

Hal yang paling mudah dan murah (bahkan gratis) untuk mengatur performa sepeda adalah dengan mengatur tekanan udara ban sepeda. Tekanan udara yang rendah, membuat sepeda lebih nyaman karena sedikit berfungsi sebagai suspensi tambahan, tetapi lebih berat untuk dikayuh dan rolling resistance yang lebih besar. Sedangkan ban dengan tekanan udara yang tinggi akan lebih efisien secara tenaga, lebih mudah untuk ngebut, tetapi tidak terlalu nyaman karena tidak banyak menyerap getaran. Ban yang lembek tidak hanya menyerap getaran atau guncangan dari permukaan jalan, tetapi juga menyerap tenaga dari kayuhan, karena ban lebih mengayun.

Untuk pemakaian sepeda lipat cepat di jalan aspal yang mulus, sebaiknya memakai tekanan udara yang tinggi, sekitar 50-70 psi. Perhatikan juga batasan rekomendasi tekanan udara pada ban sepeda yang kita pakai, biasanya tidak lebih dari 80 psi. Dengan ban yang lebih keras ini, efisiensi tenaga lebih tinggi, kayuhan lebih ringan, dan sepeda bisa melaju lebih cepat.

2. Gear Ratio

Sepeda lipat dengan multi gear sering kali belum memberikan gear ratio yang ideal untuk kecepatan tinggi atau untuk melibas tanjakan. Sehingga banyak orang yang mengganti/mengupgrade sprocket/casette dan chainring dengan ukuranyang lebih besar/kecil. Untuk sepeda lipat yang lebih banyak dipakai dalam kota dan menginginkan kecepatan tinggi dan tidak banyak menanjak, biasanya memakai chainring berukuran 50T ke atas seperti 52T, 54T, 56T atau bahkan 60T. Ukuran chainring yang besar ini memang membantu kecepatan, tetapi akan sulit di tanjakan, dan terasa lebih berat pada saat start awal (untuk akselerasi). Sedangkan untuk area bersepeda yang banyak menanjak, sebaiknya memakai ukuran chainring sekitar 30-40T, agar lebih ringan.

Makanya kebanyakan sepeda lipat memakai RD short atau medium cage, yang membuat rentang gear rationya lebih kecil. Jika kita mau mengganti cassette/sprocket, perhatikan kapasitas RD dan juga lihat seberapa jauh clearance atau jarak antara permukaan jalan dengan RD terutama pada posisi sprocket terkecil, dimana RD berkontraksi paling rendah. Short atau mediuam cage yang memakai goatlink juga akan membuat posisi RD semakin rendah.

Bagaimana dengan sistem drivetrain dual chainring, yang bisa membuat pilihan gear ratio lebih lebar? Sepeda lipat dual chainring jarang dibuat, karena akan membuat kebutuhan RD yang lebih panjang, dan sepeda yang tidak lagi simpel. Perbedaan ukuran gigi antar chainring akan menambah beban ke kapasitas rear derailleur, sehingga pilihan mengupgrade sepeda lipat agar lebih cepat, dari single ke double chainring bukan pilihan yang bagus.

3. Ukuran & lebar roda/ban

Seperti yang sudah dijelaskan di atas tentang pengaruh ukuran roda/ban terhadap kecepatan, tetapi mengganti ukuran roda/ban pada sepeda lipat lebih susah untuk direalisasikan. Ada banyak hal yang perlu diperhatikan ketika mengganti ukuran roda (lihat artikel: mengganti ukuran roda), dan sepeda lipat memiliki banyak keterbatasan di bentuk framenya. Mengganti ukuran roda seli 16″ dari ETRTO 305mm ke 349mm atau seli 20″ dari ETRTO 406mm ke 451mm mungkin tetap membutuhkan beberapa pergantian komponen (jari-jari/v-brake) dan tidak akan memberikan efek yang signifikan. Karena diameter luarnya mungkin sama saja, ataupun hanya sedikit berubah (tergantung ketebalan ban).

Hal lain yang bisa dilakukan adalah memakai ban yang lebih sempit. Seperti sepeda balap yang memakai ban yang tipis dengan tapak yang slick/semi slick (botak) agar mendapatkan rolling resistance yang lebih rendah di jalan aspal. Pemakaian ban yang lebar dengan kembang tapak yang tebal seperti sepeda gunung di jalan aspal membuat kayuhan lebih berat, walaupun mungkin terasa lebih nyaman. Yang perlu diperhatikan adalah, jangan sampai memakai ban yang lebih sempit dari pada lebar rim/velg. Ganti velg dengan diameter yang sama tetapi lebar lebih sempit jika memang mau memakai ban yang lebih tipis.

 

4. Berat

Berat pesepeda, berat bawaan, dan berat sepeda akan mempengaruhi seberapa berat kayuhan sepeda itu. Agara kayuhan semakin ringan, lebih enteng di tanjakan dan lebih mudah mencapai top speed, kurangi beban yang dibawa sepeda. Akesoris sepeda lipat tambahan seperti rak, fender/mud guard, keranjang, tas, bisa dihilangkan jika tidak diperlukan kalau memang mau membuat sepeda lebih ringan. Tidak hanya terbantu oleh bobot yang lebih ringan, tetapi juga membuat sepeda lipat cepat dan lebih aerodinamis, karena aksesoris-aksesoris itu sedikit banyak juga akan menahan angin. Pemakaian komponen yang lebih ringan (seperti bahan carbon) pada sepeda lipat juga akan membantu performance.

5. Lainnya

Masih banyak faktor-faktor lain yang mempengaruhi kecepatan dan keringan kayuhan sepeda, tetapi pengaruhnya mungkin tidak sesignifikan yang di atas, kecuali memang ada komponen yang rusak. Bearing, melumasi rantai sepedapedal clipless, jumlah jari-jari, dan lainnya bisa dioptimalkan juga sesuai dengan kebutuhan. Mengatur posisi sadel yang ideal untuk otot kaki, melatih otot kaki juga jangan sampai dilupakan.

Untuk sepeda lipat yang tidak mau dilipat, bisa memodifikasi stang sepeda agar lebih aerodinamis dengan memakai stang custom dropbar yang biasa dipakai pada sepeda balap. Karena kalau mengganti bentuk stang, kemungkinan besar sepeda sudah tidak bisa dilipat lagi. Stang dropbar pada sepeda lipat akan membuat posisi tubuh lebih rendah, aerodinamis, dan bisa membuat sepeda melaju lebih cepat.

Skill pesepeda, termasuk di dalamnya pemilihan gear yang benar, cara menaklukkan tanjakan, pemeliharaan komponen sepeda, pengalaman juga perlu diasah agar sepedaan bisa lebih optimal.

Sepeda lipat mempunyai performa yang berbeda dengan sepeda balap, sepeda gravel dan sepeda gunung. Sepeda lipat memiliki potensi yang bisa kita maksimalkan untuk performa sesuai dengan keinginan kita. Banyak kelebihan sepeda lipat yang tidak dimiliki sepeda lainnya. Tidak ada sepeda yang sempurna, sering kali kita harus mengorbankan kecepatan untuk kenyamanan, atau mengorbankan kenyamanan untuk kecepatan.

Sumber : Sepeda.Me