Mungkin masih banyak dari kita yg bertanya, apa sih SNI itu? apa bedanya sepeda yang ber-SNI dengan yang tidak? penting ngga sih? jika Anda adalah pemula sedang mencari-cari sepeda dengan harga murah, artikel ini penting untuk Anda baca. Kenapa harus yg murah? karena dengan SNI bisa membantu Anda membedakan sepeda yang murah dengan yang murahan.
SNI adalah Standar Nasional Indonesia, satu-satunya standar yang berlaku secara nasional di Indonesia. SNI merupakan suatu dokumen yg berisikan ketentuan teknis, pedoman dan karakteristik kegiatan dan produk yang berlaku secara Nasional untuk membentuk keteraturan yang optimum dalam konteks keperluan tertentu. SNI dirumuskan oleh Panitia Teknis dan ditetapkan oleh Badan Standardisasi Nasional (BSN).
Sepeda berlabel SNI dianggap penting bukan hanya untuk menjamin kualitas produk yang bagus tapi juga untuk memberikan kepuasan dan melindungi pelanggan. sehingga mulai tahun 2008 pemerintah memberlakukan SNI 1049-2008 secara wajib. SNI ini mengacu pada SNI 09-1049-1989, yang sebelumnya masih belum berlaku secara wajib.
Peraturan ini meliputi SNI 1049-2008 tentang sepeda. Sepeda yang dimaksud adalah yang memenuhi syarat berikut, yaitu :
- Memiliki ketinggian posisi sadel minimum 365 mm dengan kondisi batang sadel (seat pillar) masuk ke dalam tabung luar (seat tube) bagian dari rangka sedalam minimum dua kali diameter tabung luar
- Sedangkan untuk batang sadel dan tabung luar (seat tube) yang tidak berbentuk bulat minimum kedalamannya yang masuk ke dalam tabung luar (seat tube) tidak kurang dari 65 mm.
Pengujian sepeda terbagi menjadi dua garis besar, pengujian sepeda secara utuh dan pengujian parts sepeda yang terdiri dari beberapa pengujian. Yaitu :
- Pengujian pedal
Pada pengujian pedal, sepeda diberi beban sebesar 80 kg yang terdistribusi pada titik – titik tempat dimana gaya sering bekerja pada sepeda tersebut. Lalu pedal sepeda dihubungkan pada alat melalui konektor khusus ke alat uji. Pada lintasannya pun dipasang slot dengan ukuran tertentu. Setelah itu pedal dijalankan dengan kecepatan 9 km/jam selama enam jam. Setelah selesai pengujian, sepeda diperiksa untuk mengetahui apakah ada cacat ataupun kendur dan perubahan penstelan pada sepeda.
- Pengujian Stang, Sadel dan Boncengan
Pada pengujian ini menguji vibrasi/getaran, tarik, maupun tekan, baik dengan beban yang ditahan, maupun beban yang tak ditahan. pada garpu depan sebanyak 70.000 kali, uji vibrasi stang sebanyak 20.000 kali, uji beban stang, uji beban batang pemegang stang, uji vibrasi sadel, uji beban sadel, uji beban boncengan, dan uji tarik grip. Penilaian akhir untuk mengetahui keberterimaan parts sepeda ini adalah perubahan deformasi, dan pengujian visual untuk cacat maupun retak pada lasannya.
- Pengujian rangka
Pada pengujian ini, rangka sepeda akan diberi beban sebesar 65 kg yang terdistribusi pada merata pada rangka, lalu rangka sepeda akan diberi vibrasi sebesar 2 – 5 Hz. Setelah pengujian dilakukan, tidak boleh terjadi retak pada rangka sepeda ini.
- Pengujian garpu depan
Pada pengujian ini sepeda diuji impak (pengujian yang mengukur ketahanan bahan terhadap beban kejut) untuk parts sepeda dengan beban impak sebesar 10 – 35 kg. Pada SNI 1049-2008, pengujian yang dilakukan adalah uji impak pedal, impak rangka, dan impak garpu depan. setelah pengujian selesai, part sepeda tersebut diuji secara visual untuk melihat cacat yang terjadi pada lasannya, dan diukur besaran deformasi yang terjadi pada part tersebut.
- pengujian rem basah dan kering
Pada pengujian rem tipe basah, sepeda diberi beban sebesar 80 kg yang terdistribusi pada titik – titik tempat dimana gaya sering bekerja pada sepeda tersebut. Lalu sepeda dijalankan dengan kecepatan 25 km/jam. Sepeda direm dengan gaya 10 – 15 kg pada setiap handle remnya. Jarak pengereman yang terjadi, tidak boleh melebihi 7 meter. Hal yang sama dilakukan untuk pengujian rem tipe basah, yang membedakanya adalah kecepatan sepeda yaitu sebesar 15 km/jam, jarak pengereman 5 meter, dan pemberian air pada tiap kampas rem.
- pengujian struktur dan mekanisme gerak
Untuk pengujian ini , sepeda diberi beban yang sama dengan uji rem. Lalu pedal sepeda dihubungkan pada alat melalui konektor khusus ke alat uji. Pada lintasannya pun dipasang slot dengan ukuran tertentu. Setelah itu pedal dijalankan dengan kecepatan 9 km/jam selama enam jam. Setelah selesai pengujian, sepeda diperiksa untuk mengetahui apakah ada cacat ataupun kendur dan perubahan penstelan pada sepeda.
Alat-alat pengujian SNI untuk sepeda
A. Disk Brake Force and Road Performance Durability Tester CHUN YEN CY-6758
Alat uji ini dapat digunakan untuk menguji rem tipe basah tipe kering, dan uji mekanisme gerak.
B. Computer Dynamic Fatique Tester two cylinder CHUN YEN CY-6751
Merupakan alat uji universal dengan penggerak hidrolik yang dapat melakukan pengujian vibrasi, tarik, maupun tekan, baik dengan beban yang ditahan, maupun beban yang tak ditahan.
C Frame Fatique Tester CHUN YEN CY-6715
Alat uji ini digunakan untuk pengujian lelah rangka.
D. Bike Multi Function Impact Tester HENGZHUN HZ-1410
Merupakan alat uji impak (pengujian yang mengukur ketahanan bahan terhadapbeban kejut)
Selain melindungi konsumen, penerapan SNI pada Sepeda ini juga dapat meningkatkan daya saing industri nasional. Kesadaran para produsen dan konsumen akan pentingnya sepeda yang aman sesuai dengan SNI akan berimbas pada peningkatan keselamatan dan kesehatan. Selain itu, Sepeda dengan penerapan SNI akan mendapatkan garansi rangka 5 tahun, Garansi ini resmi langsung dari produsen untuk menjamin ketahanan rangka sepeda.
Dikutip dari : http://www.bblm.go.id/index.php/9-layanan-jasa/29-uji-sni-sepeda