26, 27.5, atau 29? Berbagai macam ukuran roda sepeda gunung tersedia saat ini. Sepeda gunung modern umumnya berukuran 27,5″ atau 29″. Perubahan ini sangat terasa mengingat sepeda 10 tahun lalu sepeda gunung masih banyak tersedia dalam ukuran roda 26″. Dalam waktu cukup singkat tren roda sepeda gunung berubah dari 26″, 29″, ke 27,5″ dan evolusi tersebut terus berlanjut. Dengan bantuan geometri dan teknologi seperti desain suspensi dan manipulasi bentuk pipa, sepeda 29″ semakin menjadi favorit pesepeda gunung. Apa saja keunggulan dan kelemahan masing-masing ukuran ban tersebut. Ayo kita simak.

Roda 26″

Roda 26″ sudah lama menjadi standar roda sepeda gunung. Diadopsi pada awal penciptaan sepeda gunung oleh pionir seperti Joe Breeze, Tom Ritchey, dan kawan-kawan dari sepeda cruiser.

Ukuran roda 26″ terbukti kuat untuk penggunaan medan off-road. Ukurannya yang relatif kecil memudahkan akselerasi dan pengereman. Roda 26″ lebih mudah dikayuh di tanjakan, lincah di lintasan pendek dan berbelok. Selain itu sepeda ini juga responsif saat kita menggunakan teknik memompa (pumping) untuk meningkatkan kecepatan. Dengan keunggulan tersebut, kita masih melihat ukuran roda ini di sepeda yang digunakan untuk disiplin dirt jump.

Kelemahan dari ukuran ini adalah sepeda menjadi terlalu sensitif terhadap kesalahan posisi badan pengendara. Sedikit kesalahan dari pengendara dapat mengakibatkan kecelakaan, atau minimal pengendara harus memperbaiki laju sepedanya kembali. Demikian pula dengan lintasan kasar, kecilnya roda membuat pengendara harus berkomitmen atas laju sepedanya. Baik mengurangi laju sepeda dengan resiko semua guncangan merambat ke badan pengendara, atau meningkatkan kecepatan, menjadi pilihan.

Roda 27.5″

Serba Sepeda Nino Schurter Menggunakan Sepeda 27.5 saat menjuarai seri Piala Dunia  2012. Foto: Armin Küstenbrück

Keunggulan dari ukuran roda yang lebih besar sebenarnya sudah diketahui oleh pelaku sepeda gunung sebagai kendaraan yang didesain untuk off-road. Awal dekade 2010 lalu pabrikan sepeda mendorong penggunaan roda 29″. Namun teknologi yang tersedia saat itu belum memungkinkan penggunaan ukuran roda tersebut. Akhirnya pada awal dekade 2010-an, tepatnya 2012 Scott bereksperimen dengan sepeda 27.5″. Sepeda tersebut digunakan Nino Schurter untuk meraih prestasi di ajang World Cup.

Sebagai ukuran ban menengah, di antara 26″ dan 29″, ukuran ini menjadi kompromi keunggulan dan kelemahan masing-masing ukuran. Pengendalian roda 27,5″ tidak sehalus 29″, namun juga tidak sekasar 26″. Akselerasi roda 27,5″ lebih cepat dari roda 29″ walau masih kalah dari roda 26″.

29″

Teknologi sepeda saat ini seperti manipulasi pipa atau bentuk frame, desain suspensi, geometri sepeda membuat penggunaan roda 29″ menjadi optimal. Geometri modern (long, low, & slack), desain suspensi, manipulasi bentuk pipa atau frame, komponen modern, hingga perubahan teknik bersepeda gunung secara umum membuat roda 29″ kembali menjadi optimal.

Roda 29″ sebagai roda terbesar yang digunakan di sepeda gunung membuatnya lebih stabil. Lintasan kasar sedikit berkurang rambatannya dengan penggunaan roda ini. Bertambah lebarnya tapak ban juga berperan untuk itu. Saat ini ban cross country yang umum digunakan berkisar antara 2.2 hingga 2.4″. Di masa lalu umumnya ban sepeda berkisar antara 1.9-2.1″,

Kelemahan dari sepeda 29″ saat ini sudah banyak ditutup oleh inovasi teknologi sepeda. Lambannya akselerasi misalnya telah diakomodir oleh transmisi modern dengan gir yang lebih ringan. Sistem rem yang lebih baik juga membuat sepeda gunung modern dapat mengurangi kecepatan sama atau lebih baik dari pendahulunya. Kekuatan roda akibat panjangnya jari-jari sudah diakomodir dengan standar Boost. Satu-satunya kelemahan yang belum bisa ditutupi adalah tinggi badan pengendara. Hingga saat ini roda 29″ hanya dapat diakomodir untuk sepeda gunung dengan tinggi pengendara minimal 163 sentimeter.

Jadi Pilih 26″, 27.5″, atau 29?

Pilihan ukuran ban akhirnya kembali ke masing-masing pemilik sepeda. Keunggulan dan kelemahan ukuran roda dapat menutupi kelemahan atau meningkatkan keahlian pengendara tersebut. Untuk mempelajari lebih lanjut, artikel dari Bike Advisor ini dapat memperkaya pengetahuan kita tentang topik ini.