Kelebihan Single Chainring – Sejak beberapa tahun kebelakang, dasar yang mempengaruhi single chainring, double chainring, ataupun triple chainring, yaitu bertambahnya jumlah sprocket pada cassette, mulai dari 6 sampai 11, 12, 13 speed belakangan ini. Hal itu mempengaruhi sepeda multigear seperti sepeda gunung dan sepeda balap, Dengan bertambahnya sprocket tersebut maka chainring yang digunakan menjadi berkurang. Single chainring sendiri mulai di produk si oleh SRAM pada keluaran groupset SRAM XX1 pada 2012. Awalnya memang meragukan, tetapi sudah dibuktikan oleh XC World Cup dan Enduro World Series dimana pemenangnya menggunakan single chainring.
Disini Serba sepeda akan membagikan beberapa kelebihan dan juga kekurangan dari single chainring, double chainring, dan triple chainring . Berikut penjelasannya :
Kekurangan dan Kelebihan Double Chainring & Triple Chainring
Untuk lebih jelasnya sifat dari sepeda single chainring, kita melihat dulu sifat sepeda yang lebih umum, kelebihan dan kekurangan double atau triple chainring.
Kelebihan double/triple chainring:
- Gear Ratio Lebih Besar
Ini adalah keuntungan terbesar dari double atau triple chainring. Gear Ratio untuk double/tripe chainring bisa saja sangat kecil sampai sangat besar. Gear ratio kecil biasanya untuk tanjakan, gear ratio besar biasanya untuk kecepatan dan turunan.
- Menumbuhkan kepercayaan diri
Secara psikologi kita akan mulai safe dan siap untuk bersepeda kemana saja, karena percaya dengan kombinasi chainring dan sprocket yang kita punya, bisa untuk menaklukkan medan yang akan dihadapi.
- Efisien Tenaga
Efisiensi tenaga bisa di dapatkan jika kalian memilih gear yang cocok dengan sepeda sehingga tidak terjadi under atau over power. Dengan banyaknya pilihan gear, crosschaining terhitung bisa dihindari, sehingga mengakibatkan komponen sepeda lebih awet dan safe selama perjalanan.
Kekurangan double/triple chainring:
- Terlalu Rumit
Terlalu rumit untuk membedakan gigi yang sekarang sedang digunakan karena terlalu banyak gigi bahkan bisa mencapai 30 gigi. Ketika terjadi pergantian kontur jalan, kita wajib memikirkan pergantian gigi yang akan dipakai nanti, kita akan mulai berfikir untuk pengaruhi shifter kiri dan kanan untuk mendapatkan gear yang sesuai sehingga tetap nyaman untuk bersepeda.
- Sistem Crosschain
Crosschain merupakan kondisi saat rantai menyilang, biasanya hal ini terjadi karena chainring besar bertemu dengan sprocket besar juga dan sebaliknya. Resikonya rantai bisa terganggu dikarenakan posisi gigi chainring yang terlalu miring sehingga perputaran rantai menjadi tak lancar.
- Bobot Besar
Ini sudah jelas dikarenakan jumlah chainring lebih banyak maka berat keseluruhan sepeda menjadi bertambah, meskipun bagi sebagian pesepeda hal ini tidak terlalu masalah. Belum lagi jikalau kita punya remote untuk suspensi dan seat dropper, stang penuh dengan tuas-tuas.
- Under atau Over gear
Masalah utama disini adalah banyaknya jumlah gigi dan rata-rata orang belum mengetahui batas maksimal dari gigi satu ke yang lainnya, akibatnya banyak yang tidak sesuai kecepatan dengan gigi saat itu. Kesalahan pemilihan gear kadang mengakibatkan kita wajib berhenti. Hal ini mengakibatkan kita kehilangan akselerasi, momentum, dan efisiensi tenaga.
Kelebihan & kekurangan dari Single Chainring
Kelebihan dan kekurangan berasal dari sepeda single chainring adalah kebalikan berasal dari berlebihan dan kekurangan berasal dari double/triple chainring.
Kelebihan Single Chainring:
- Sistem Gear Simpel
Sistem gear pada single chainring lebih simpel, dikarenakan pemilihan giginya yang berkurang. Pilihannya hanya menaikkan atau menurunkan gigi belakang saja, tidak harus khawatir atau memikirkan gigi depan. Sangat simpel dan mudah dilakukan, naikkan gigi jikalau kayuhan sangat berat, atau menurunkan gigi jikalau kayuhan sangat ringan.
- Lebih Ringan
Lebih ringan di karenakan total berat pada umumnya bisa menjadi 430 gram saja secara total single chainring ini. Jadi, dengan pengaruh ke single chainring paling tidak akan kurangi berat 0.5 kilogram.
- Lebih Rapih
Kokpit dan stang pastinya kelihatan lebih rapih dan bersih tanpa terdapatnya shifter gigi depan. Apabila kalian memiliki remote lock untuk suspense ataupun dropper seatpost, maka akan lebih nyaman dan juga mudah.
- Tidak Ada Sistem Crosschain
Pada single chairing tidak ada lagi posisi rantai yang sangat menyilang. Walaupun posisi rantai pasti miring, tetapi tidak se-ekstrem terhadap double/triple. Hal itu menyebabkan komponen akan lebih awet karena perputaran rantai menjadi efisien dan mulus.
Baca Juga : Harus Tahu! 6 Aliran Sepeda BMX yang Populer di Dunia
- Ground clereance
Sepeda double atau triple butuh Rear Derailleur (RD) yang lebih panjang, karena butuh kapasitas rantai yang lebih besar. Sehingga berpengaruh ke pemakaian gear besar, posisi RD akan lebih panjang. Pada pemakaian cassette yang sama, satu chainring butuh RD yang lebih pendek, mengakibatkan ground clereance (jarak pada chainring dengan permukaan) yang lebih besar, bisa kurangi sepeda terhantam batu atau tersangkut.
- Chain drop
Rantai yang panjang condong mengakibatkan tegangan rantai lebih kendor, dan mudah terayun dan menghantam frame atau apalagi lepas. Single chairing condong butuh rantai yang lebih pendek, mengakibatkan rantai lebih kencang, dan tidak mudah terlepas. Dengan menggunakan chainguard maka performa sepeda akan meningkat hingga 21x.
- Lebih Mudah Diatur
Crosschain memang sangat berbahaya, pastinya sangat aman dengan single chainring yang tidak ada kemungkinan crosschain. Pikiran tidak harus mengantisipasi crosschain, tidak harus memikirkan kombinasi gear, anggapan bisa fokus untuk melihat ke jalan dan area sekitar.
- Kaki yang lebih kuat
Membentuk kekuatan kaki karena sepeda single chainring membutuhkan power yang lebih dibandingkan double atau triple chainring.
Kekurangan Single Chainring:
- Gear Ratio Terbatas
Dalam single chainring ini memiliki gear ratio yang lebih sedikit, sangat berbeda dengan double atau triple chainring. Tanpa cassette yang banyak memungkinkan sepeda single chainring tidak bisa kompatibel dengan semua area, lebih banyak digunakan untuk kegiatan tertentu, tidak butuh range gear ratio yang sangat besar, memadai sesuai dengan kebutuhan
- Memerlukan Sprocket Besar
Ukuran sprocket yang dibutuhkan untuk single chainring memanglah sangat besar, agar gear ratio bisa berada di tingkat minimum. Biasanya, memakain ukurang cog sprocket 10T untuk yang kecil dan menggunakan 50T untuk yang besar agar lebih optimal.
Baca Juga : 5 Olahraga yang Sangat Cocok Untuk Para Lansia
- Gap antar gear ratio
Jika memakai gear yang sangat besar atau sangat kecil, sususan ukuran cog sprocket/cassette umumnya lebih tidak rata. Lompatan kemampuan terhadap selagi memindahkan gear mulai memadai lebar, tidak semulus terhadap multi chainring. Membutuhkan kemampuan lebih untuk jadi biasa dengan gap gear ratio terhadap single chainring.
- Harga Relatif Mahal
Tergantung style dan jenis sepeda, kadang tidak memadai hanya kurangi chainring, tetapi terhitung mengganti beberapa komponen sehingga bisa kompatible dengan sistem single chainring. Dan terhitung komponen single chainring masih belum sebanyak komponen yang biasa, harganya masih mahal. Memakai Teknologi groupset kelas menengah hingga kelas atas, yang menyebabkan harganya mahal.
Memakai komponen-komponen yang tidak tertentu untuk single chairing terhitung bisa, dan harganya lebih murah. Sebagai contoh, sepeda lipat yang memakai single chainring, akan memakai cassette sepeda biasa agar stabil. Tetapi umumnya pilihan gear ratio yang terbatas, hanya 7-10 speed, yang lebih sesuai dengan sifat sepeda lipat yang bukan untuk performa tinggi.